Menu
Close
Muhammadiyah Daerah

Sleman

Pengajian Ramadhan PDM Sleman, Soroti Konsep Dakwah Kultural di Akar Rumput Dan Launching Wakaf Pembangunan Gedung PDM

Pengajian Ramadhan PDM Sleman, Soroti Konsep Dakwah Kultural di Akar Rumput Dan Launching Wakaf Pembangunan Gedung PDM

Smallest Font
Largest Font

Sleman, Pdmsleman.Or.Id

PDM Sleman menyelenggarakan Pengajian Ramadhan di Rumah Dinas Bupati Sleman, Jum’at  29 MAret 2024 dengan angkat tema “Dakwah Kultural Perkuat Basis Akar Rumput.” .

Dimotori Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) dan Majelis Tabligh kegiatan ini berlangsung semarak dan memenuhi Pendopo Rumah Dinas Bupati.

H. Harjaka, S.Pd., S.Ag., M.A., Ketua PDM Sleman mengawali sambutannya dengan memaparkan tentang gerakan dakwah kultural sebagai tema kegiatan Pengajian Ramadhan. “Gerakan dakwah kultural yang dimaksud adalah Muhammadiyah jangan ‘alergi’ dengan kebudayaan,” ujarnya. Dengan catatan, tentu kebudayaan-kebudayaan yang berbau syirik atau animisme-dinamisme tetap perlu dihindari. Harjaka menegaskan bahwa Muhammadiyah perlu turut hadir, tetapi dengan misi untuk berdakwah kepada masyarakat meluruskan akidah.

Pemateri pertama, Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag. menyampaikan pematerian tentang “Hubungan Agama dan Budaya dalam Kehidupan Masyarakat” dalam rangka mengawali diskusi tentang agama dan budaya. Ia menegaskan bahwa budaya dan masyarakat bukanlah sesuatu yang terpisah, sehingga keterhubungan keduanya tidak perlu dicari karena saling terkait satu sama lain. Ustadi Hamsah menjelaskan tentang ragam budaya antara lain budaya pikir, budaya materi, dan budaya bahasa.

“Sekalipun agama dan budaya itu menyatu, Islam membingkainya,” demikian tegas Ustadi Hamsah. Lebih lanjut, ia mengapresiasi implementasi dakwah Muhammadiyah di masyarakat yang ngerampungi, ora mbrebeki—di mana masalah diselesaikan tanpa harus berkoar-koar. Pada akhir pemateriannya, ia berpesan bahwa semangat yang dibawa dalam dakwah kultural Muhammadiyah adalah agar tidak menjauhi target dakwah kita, yaitu masyarakat.

Selanjutnya,>dadi uwong’, emansipasi dan liberasi ‘nguwongke wong’, dan transedensi ‘ngumawulo marang Gusti Allah’.

Selanjutnya, ia mengajukan metode yang bisa dilakukan dalam dakwah kultural Muhammadiyah, di antaranya kesatuan, rasionalisasi, dan toleransi. Sebagai contoh, kebudayaan jathilan yang dirasionalisasi konsepnya oleh Muhammadiyah menjadi keterampilan bela diri seperti tapak suci. “Kita tidak menolak, tetapi kita mengubah dari dalam,” ujarnya. Apa yang diubah adalah wujud kebudayaan, yaitu system gagasan, nilai, norma, aturan, sistem tindakan, atau hasil karya.

Pemateri ketiga, Ahmad Najib Wiyadi, M.H.I. mengawali materi tentang “Dakwah Kultural Muhammadiyah melalui Masyarakat Kecil Menengah” dengan mengajak seluruh peserta untuk berefleksi tentang praksis dakwah yang tengah terjadi. Ia memerinci beberapa modal dakwah yang diperlukan, yaitu memiliki pemahaman Al-Qur’an dan Sunnah yang baik, memahami prioritas dakwah, menguasai manajemen konflik, memahami budaya lokal dengan baik, cakap berkomunikasi, dan memiliki penguasaan soft skills atau skills khusus. Tahapan yang bisa dilakukan di antaranya melakukan observasi, mapping social, assessment, menentukan target, action program, dan evaluasi.

Pemateri keempat atau yang terakhir, Bachtiar Dwi Kurniawan, M.P.A. memaparkan materi tentang “Dakwah Kultural Melalui Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ) Memaksimalkan Potensi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) sebagai Penggerak.” Ia membagi dakwah kultural ke dalam beberapa level, yaitu level mikro, level meso, dan level makro. Setiap level ini memiliki metode dakwah yang berbeda. Sebagai contoh, dakwah yang dilakukan dalam level mikro memerlukan tindakan yang nyata. “Ketika permasalahannya adalah kelaparan, misalnya, maka mereka punya tujuan untuk kenyang. Sapi lapar, dikasih makan. Nggak bisa kalau kita adzan terus tahu-tahu ia kenyang,” ujarnya.

Bupati Sleman Dra.Hj. Kustini Sri Purnomo dalam kesempatan kali itu menyampaikan selamat datang kepada segenap hadirin di Pendopo Rumah Dinas Bupati, semoga ibadah puasa kita, tarawih, zakat kita diterima oleh Allah subhanahu wa taala.

“ Perlu adanya kolaborasi semua ortom-ortom dan pimpinan yang ada di Muhammadiyah dan sekaligus harus berani merambah dakwah dan pendidikan era digital, hal ini sejalan adanya program internet padukuhan di Kabupaten Sleman”.

Dalam kesempatan itu pula dilakukan launching wakaf gerakan pembangunan kantor PDM Sleman oleh Bupati, Ketua PDM, PDA Sleman. Tanah untuk bangunan sudah disediakan oleh PDM  tinggal membangunnya, mumpung bulan Ramadan saat yang tepat untuk berwakaf membangun Gedung Muhammadiyah Sleman.

Acara dilanjutkan dengan Buka Bersama dansholat Maghrib berjama’ah segenap peserta.

Kegiatan Pengajian Ramadhan ini dihadiri oleh segenap personalia dari ortom dan AUM se-Kabupaten Sleman dengan jumlah kurang lebih dua ratus orang. Kegiatan ini juga disiarkan melalui akun YouTube MUNAS Channel. Disampaikan oleh Hendro Sucipto, S.Th.I., M.Pd., Ketua MPKSDI PDM Sleman, dalam pembukaan kegiatan, harapannya pelaksanaan pengajian dengan tema ini dapat mencerahkan kader dalam setiap ortom untuk menurunkan gerakan praksis di tingkat daerah, cabang, maupun ranting.

LInk Dokumentasi bisa dilihat disini : https://drive.google.com/drive/folders/1gzXg92A0t_AfAlsBnDgP1gIxIPFnqR9h?usp=drive_link

Penulis: Rasya Swarnasta (MPKSDI PDM Sleman)

Editor : Arief Hartanto MPI PDM Sleman

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Artikel Terkait