Menu
Close
Muhammadiyah Daerah

Sleman

MOMEN TAHUN BARU HIJRIYAH: Tantangan Dakwah Muhammadiyah di Tengah Realitas Masyarakat Majemuk

MOMEN TAHUN BARU HIJRIYAH: Tantangan Dakwah Muhammadiyah di Tengah Realitas Masyarakat Majemuk

Smallest Font
Largest Font

Kalasan, PDmsleman.Or.Id

Kalasan, 12 Juli 2024 PCM Kalasan menggelar Pengajian Rutin Lapanan bertempat di Masjid Baiturrahman Bayen, Purwomartani, Kalasan, Sleman, DIY dengan menghadirkan Ustadz Dr. H. Yayan Suryana, M.Ag., Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pengajian ini adalah pengajian rutin setiap selapan sekali antar PCM dan PCA se-Kabupaten Sleman di bawah koordinasi PDM Sleman, pada hari Jumat Kliwon bakda sholat Jumat, sekira pukul 13.00. Hadir dalam pengajian tersebut jajaran PDM/ PCA Kabupaten Sleman, PCM dan PCA se-Sleman, dan masyarakat simpatisan Muhammadiyah di sekitar Purwomartani.

Ketua PCM Kalasan, H. Sunandar, S.Psi., dalam sambutannya menjelaskan bahwa “ PCM Kalasan mendukung penuh Pengajian rutin yang diinisiasi oleh PDM Sleman sebagai bagian dari dakwah Muhammadiyah untuk menguatkan dan membumikan nilai-nilai Islam bagi seluruh masyarakat”.

 Di bagian akhir sambutannya, Sunandar tidak lupa mempromosikan produk unggulan Majelis Ekonomi PCM Kalasan berupa ShampoMu, PastaMu, dan BodywashMu. Harapannya, produk-produk tersebut bisa menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan peralatan mandi warga masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah. Pemasaran produk Muhammadiyah sebagai upaya mewujudkan dakwah Muhammadiyah yang makmur dan memakmurkan. PCM yang berminat menjalin mitra untuk mengembangkan Majelis Ekonomi bisa berkomunikasi langsung dengan distributor Ustadz Sumadi, S.T., M.B.A. No. HP 081392444299.

Narasumber>

 Bahkan, warga Muhammadiyah pun pada kenyataannya semakin beragam latar belakang pemahaman dalam beragama Islam. Persyarikatan Muhammadiyah adalah organisasi besar dan sangat mapan, baik dari sisi usia maupun organisasinya sehingga semakin banyak simpatisan, bahkan pengurus Muhammadiyah dari berbagai ormas Islam lain karena faktor ekonomi, misalnya bekerja di amal usaha Muhammadiyah atau karena faktor sosioreligius tercerahkan oleh dakwah Muhammadiyah, bahkan mungkin karena faktor ingin mencari aman, berlindung di Muhammadiyah. Berdasarkan beberapa studi yang dilakukan oleh peneliti, warga Muhammadiyah itu dikelompokkan menjadi beberapa bagian yang biasanya diakronimkan dengan: Muhammadinu, yaitu warga Muhammadiyah yang masih mengamalkan kebiasaan NU, seperti tahlilan, yasinan, dll.  Muhsal, Muhammadiyah yang cenderung kepada Salafi), Muhkris  yaitu simpatisan Muhammadiyah dari Kristiani, yakni para mahasiswa beragama Kristen, Katholik yang study di  Universitas Muhammadiyah di Indonesia bagian Timur, seperti NTT, Papua. Muhnas, yakni warga Muhammadiyah yang berhaluan nasionalis, dan Muhkhlis, yakni warga Muhammadiyah yang ikhlas, totalitas dalam ber-Muhammadiyah.

Ustadz Yayan menegaskan bahwa dalam mengembangkan dakwah Muhammadiyah di tengah-tengah konstelasi dakwah ormas Islam lainnya di negeri ini jangan sampai terjebak masalah friksi yang menguras energi dan tidak produktif. Hal yang penting dilakukan adalah penguatan ideologi Kemuhammadiyahan bagi segenap warga Muhammadiyah sehingga dalam menghadapi berbagai khilafiyah dalam beribadah bisa menyikapi secara bijak, santun, dan tidak mudah terprofokasi. Menurutnya, warga dan simpatisan Muhammadiyah yang belum sepenuhnya beridiologi Muhammadiyah tidak harus dijauhi, tetapi harus berupaya dipenuhi kebutuhannya, terutama kebutuhan ruhaninya agar pada akhirnya ia memiliki ideologi Muhammadiyah yang kuat, seperti pepatah Jawa, kecekel iwake, aja buthek banyune.

Menurut Ustadz yayan Suryana, hal-hal penting yang perlu dilakukan untuk penguatan ideologisasi Kemuhammadiyahan adalah sebagai berikut: Pertama, Mengembangkan Sekolah Kader. Sekolah ini khusus untuk mencetak kader-kader Muhammadiyah yang militan. Sekolah kader berbeda dari sekolah-sekolah Muhammadiyah yang selama ini ada karena para siswa dari Sekolah Muhammadiyah Umum tidak menjadi jaminan menjadi kader Muhammadiyah militan; Kedua, Mengoptimalkan peran Majelis Tablig dan Tarjih Muhammadiyah dari berbagai level pimpinan. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong majelis berperan aktif dalam dakwah Muhammadiyah di level akar rumput agar ideologisasi Kemuhammadiyah mengakar di seluruh masyarakat, terutama warga Muhammadiyah; Ketiga, Baitul Arqom bagi seluruh kader dan pengurus Muhammadiyah, baik ditingkat ranting, cabang, dan level di atasnya, termasuk para pengelola Amal Usaha Muhammadiyah. Baitul Arqom adalah pendidikan kader untuk menggembleng kader militan Muhammadiyah; Keempat, Gerakan Makmur dan memakmurkan masjid-masjid Muhammadiyah. Upaya ini dimaksudkan agar dakwah Muhammadiyah bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat sekaligus memberi identitas Muhammadiyah sesuai dengan prinsip gerakan dakwah yang makmur dan memakmurkan. Contoh kecilnya misalnya Gerakan menyediakan tempat sampah botol dan gelas minuman kemasan plastik yang berlabel Muhammadiyah kepada seluruh masjid-masjid Muhammadiyah; Kelima, Penguatan Guru dan dosen di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Hal ini penting untuk menyinkronisasikan pengamalan keagamaan yang relevan dengan keputusan-keputusan tarjih Muhammadiyah, misalnya dalam ibadah praktis, manasik haji, dll.; Keenam, Optimalisasi Dakwah Digital. Kita harus mengoptimalkan dakwah digital untuk menyelaraskan dengan kebutuhan kekinian dan membidik generasi milenial karena dakwah Muhammadiyah adalah dakwah yang mencerdaskan.

Pada akhir pengajian, Ketua Majelis Dikdas PDM Sleman, Drs. Abdullah Kasri, mewakili Ketua PDM Sleman yang berhalangan hadir karena sakit, menyampaikan beberapa informasi, antara lain: (1) Pengajian Lapanan Jumat Kliwon, 16 Agustus 2024 yang akan datang bertempat di PCM Seyegan, diharapkan semua bisa hadir; (2) PKU Muhammadiyah Sleman sekarang ini sudah mulai beroperasi memberi layanan pasien. Diharapkan bulan Juni sudah terakreditasi sehingga bisa melayani pasien BPJS; (3) Diharapkan seluruh PCM beserta segenap Majelis-majelisnya aktif melakukan gerakan untuk merealisasikan program kerjanya; (4) Baitul arqom agar diintensifkan untuk seluruh kader Muhammadiyah di wilayah masing-masing. (Sarno R Sudibyo, MPI PCM Kalasan, https://pcmkalasan.or.id )

Reportase : DR. Sarno R Sudibyo, MPI PCM Kalasan

Editor Arief Hartanto MPI PDM Sleman

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Artikel Terkait