KADER Catatan kecil.
Minggir, Pdmsleman.Or.Id
“Nasyiah yang bersimbol padi”
“Terdidik tiap hari”
“Kemuliaan Islam dicari”
“Bekerja digemari”.
“Nasyiah yang bersimbol padi”
“Simbol kumpulan putri”
“Hidup berdiri”
“Rahmat Tuhanku memberi”.
“Bersatu di dalam Nasyiah”
“Dari putri ‘Aisyiyah”
“Simbolnya padi berbahagia”
“Umat seluruh dunia”.
*
Tepat jam 09.00. Acara Musycab NA Minggir resmi dibuka.
Mas Basyori, selaku Wakil Ketua yang membidangi Majelis Kader dan Sumber Daya Insani, hadir mewakili Ketua PCM MInggir.
Dalam sambutannya, Mas Basyori sempat bercerita tentang keadaan di tahun 1990 an.
Dimana, era tahun 90 an itu adalah masa keemasan kegiatan NA, pun PM Minggir.
Lebih lanjut, ia mengajak untuk melompat ke belakang. Ia mengingatkan kembali kepada keadaan pada era itu.
“Pada tahun 90 an itu, sangat terasa. Bagaimana kompakmya gerak dan langkah antara PM dan NA Minggir”, sambungnya.
“Semoga acara Musycab NA Minggir ini bisa terlaksana dg baik. Harapannya, nanti bisa memilih Pimpinan NA yang baru. Dan terakhir, semoga periode kepemimpinan yang baru ini nanti bisa momentum, kembalinya masa keemasan NA dan PM”, imbuhnya.
Pembukaan>
Dalam sambutannya, Mbak Sofi menerangkan bahwa ada 2 isu penting yang dicanangkan oleh Pimpinan Pusat NA.
Kedua isu penting itu adalah :
- Isu tentang anti kekerasan terhadap anak
- Isu kesehatan mental perempuan.
Dalam kesempatan itu, Mbak Sofi lebih menekankan bahwa program kerja NA Minggir diharapkan lebih menjadi wadah yang kondusif bagi seluruh anggota NA. Seluruh kegiatan yang nanti akan dilakukan hendaknya membuat kegiatan yang gembira dan menggembirakan.
*
Di tengah acara Musycab NA, saya berniat
mencari hal hal unik.
Sampai hampir satu jam berada di lokasi, saya masih belum menemukan apa yang saya cari.
Sampaipun ketika masuk di acara pembukaan, saya masih “blank”.
Round down acara terus berjalan.
Lagu Indonesia Raya telah selesai dinyanyikan. Dengan sikap tegap, saya lantang ikut bernyanyi.
Pun, ketika masuk di Mars Muhammadiyah.
Dengan posisi masih tegap berdiri, saya larut dalam kesyahduan. Menyanyikan lirik demi lirik. Bait demi bait.
Sampai akhirnya, Sang Dirigent mengajak untuk menyanyikan Mars Nasyiatul Aisyiyah.
Tentu, saya sudah bersiap.
Maksudnya : saya harus siap berdiam diri. Karena memang saya “babar blas” tidak atau bahkan belum pernah kenal dengan Mars NA itu.
Sampai menjelang dimulainya Mars NA, masih tidak ada apa apa.
Tapi, beberapa detik kemudian, saya kaget.
Yakni, justru ketika baru masuk di bait awal.
“Nasyiah yang bersimbol padi”
“Terdidik tiap hari”
“Kemuliaan Islam dicari”
“Bekerja digemari”.
Saya terpaku kepada kalimat : “bersimbol padi”.
Ternyata, kalimat : “simbol padi” ini diulang sampai tiga kali.
Otak liar saya berputar.
Saya seperti ingin mencari tahu :
“Apa sebab simbol NA itu adalah padi ?”.
“Apakah ada kaitannya dengan sawah ?”.
Otak liar saya kembali berputar.
Tinggi, melayang terbang.
Tiba tiba, saya membayangkan.
Ada banyak anggota NA itu masuk anggota JATAM.
Lalu, gadis gadis NA itu ramai ramai masuk sawah.
Ikut nandur pari.
(*)
Ngloji, Ahad, 5 Mei 2024.
Di sela sela pemilihan formatur.
Uwik DS.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow